Masjid Raya Baiturrahman Aceh, Tetap Kokoh Meski Diterjang Tsunami
Selasa, 07 Oktober 2014
Add Comment
Inilah salah satu masjid termegah di Asia Tenggara. Masjid Raya Baiturrahman Aceh berada di pusat kota Banda Aceh yang bersebelahan dengan pasar tradisional Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam, Indonesia. Masjid yang menempati area kurang lebih empat hektar ini berarsitektur indah dan unik, memiliki tujuh kubah, empat menara dan satu menara induk. Ruangan dalam berlantai marmer buatan Italia, luasnya mencapai 4.760 m2, dan dapat menampung hingga 9.000 jama‘ah. Di halaman depan masjid terdapat sebuah kolam besar, rerumputan yang tertata rapi dengan tanaman hias dan pohon kelapa yang tumbuh di atasnya.
Masjid yang dibangun pada masa Sultan
Iskandar Muda (1607-1636), dan merupakan pusat pendidikan ilmu agama
di Nusantara ini adalah simbol religius, keberanian dan nasionalisme rakyat
Aceh. Pada saat itu banyak pelajar dari Nusantara, bahkan dari Arab, Turki,
India, dan Parsi yang datang ke Aceh untuk menuntut ilmu agama.
Masjid Raya Baiturrahman Aceh merupakan
saksi bisu sejarah Aceh. Masjid ini merupakan markas pertahanan rakyat Aceh
ketika berperang dengan Belanda (1873-1904). Pada saat terjadi Perang Aceh pada
tahun 1873, masjid ini dibakar habis oleh tentara Belanda. Pada saat itu, Mayjen
Khohler tewas tertembak di dahi oleh pasukan Aceh di pekarangan Masjid Raya.
Untuk mengenang peristiwa tersebut, dibangun sebuah monumen kecil di depan
sebelah kiri Masjid Raya, tepatnya di bawah pohon ketapang.
Enam tahun kemudian, untuk meredam
kemarahan rakyat Aceh, pihak Belanda melalui Gubernur Jenderal Van Lansnerge
membangun kembali Masjid Raya ini dengan peletakan batu pertamanya pada tahun
1879. Hingga saat ini Masjid Raya telah mengalami lima kali renovasi dan
perluasan (1879-1993).
Peristiwa sejarah yang terakhir
adalah terjadinya bencana tsunami 24 Desember 2004. Ketinggian dan derasnya air
tsunami hingga 2 meter yang hampir menggenangi ruangan dalam Masjid Raya,
menjadi saksi sejarah bagi kebanyakan orang yang selamat ketika berlindung di
Masjid Raya. Setelah air tsunami surut, di dalam Masjid Raya dijadikan tempat
meletakkan ribuan jenazah korban tsunami.
Mesjid ini berkubah tunggal dan
dapat diselesaikan pada tanggal 27 Desember 1883. Selanjutnya Mesjid ini
diperluas menjadi 3 kubah pada tahun 1935. Terakhir diperluas lagi menjadi 5
kubah (1959-1968).
Masjid ini merupakan salah satu masjid yang terindah di Indonesia yang memiliki
bentuk yang manis, ukiran yang menarik, halaman yang luas dan terasa sangat
sejuk apabila berada di dalam ruangan masjid tersebut. Jadi kalau ke Aceh,
sempatkanlah sholat di masjid serambi mekah ini. /**
0 Response to "Masjid Raya Baiturrahman Aceh, Tetap Kokoh Meski Diterjang Tsunami"
Posting Komentar