Gudeg Yogya, Pilih yang Garing apa yang Nyemek
Minggu, 05 Oktober 2014
Add Comment
Anda tahu Jl. Wijilan Yogyakarta? Kalau Anda penikmat gudeg, Anda harus cari alamat ini jika kebetulan berkunjung ke Yogyakarta. Lokasi ini letaknya tak jauh dari kawasan Kraton Yogyakarta. Pintu masuknya berbentuk gerbang putih tinggi yang masih kokoh berdiri. Dari kawasan Kraton Yogyakarta bisa jalan kaki atau naik becak. Tarif becak biasa di kisaran harga Rp 10.000 - Rp 15.000 dari kawasan Malioboro, Tugu, dan sekitarnya.
Jam berapa bukanya Mas? Gudegnya?
Gudeg Jl. Wijilan buka mulai pagi
sampai malam. Bahkan ada yang buka 24 jam. Mereka menjual dagangannya dengan
berjejer di sepanjang jalan. Ada yang lesehan ada juga yang model kedai dengan kursi
dan meja.
Banyak pilihan ya? Gimana dong
milih gudeg yang enak?
Pakai insting sajalah untuk
mengetahui gudeg mana yang cocok di lidah. Tetapi setidaknya
ada dua macam gudeg yang dijajakan
di sana. Gudeg basah dan gudeg kering. Gudeg basah biasanya terdapat sedikit
kuah atau biasa disebut “nyemek”. Kalau gudeg kering tanpa kuah atau tidak
berair, tapi juga tidak sampai kering. Gudeg kering dimasak lebih lama hingga
kuahnya habis. Warnanya cokelatnya juga lebih tua dibanding gudeg basah.
Kalo yang biasanya rame
pengunjung yang mana Mas?
Salah satu gudeg yang cukup terkenal
yang ada di Jl. Wijilan ini adalah Gudeg Yu Djum. Konon, Yu Djum mulai membuka
kedainya di lokasi ini sejak tahun 1950. Sampai sekarang Yu Djum yang sudah
berusia lebih dari 80 tahun ini memasak sendiri gudeg jualannya.
Usia 80 tahun kok dipanggil Yu
Djum, bukannya Nek Djum?
Inilah merek dagang. Walaupun
usianya sudah mendekati satu abad, tetap saja dipanggil Yu, Mbak… Sama seperti
Penulis, usia sudah 50 tapi masih suka dipanggil Mas… Hehe. Nah, kembali ke
Laptop. Jenis gudeg yang dijual Yu Djum adalah gudeg kering yang konon cara
memasaknya masih dengan cara model lama, yaitu apinya berasal dari kayu bakar. Penyajiannya
sama dengan gudeg lainnya, menggunakan daun pisang, disajikan dengan krecek
pedas, ayam dan telor bumbu gudeg, termasuk tahu dan tempe bacem.
Enak gak Mas? Mak nyuss gak?
Ketika e-Nuansa mencicipi, manisnya
terasa pas. Cocok di lidah orang yang bukan orang Jawa dan para turis. Daging ayam
kampung dan telornya juga terasa gurih dengan rasa bumbunya yang meresap.
Kreceknya bertekstur kering seperti gudegnya. Sedikit pedas dan santannya juga
tidak kental. Kalau mau lebih pedas, cabe rawit rebusnya dapat dikunyah untuk menambah
cita rasa pedasnya.
Harganya?
Terjangkaulah untuk ukuran kantong
kita.
Ini yang Kami Rekomendasikan:
- Gudeg Yu Djum. Jl. Kaliurang Km 4,5 Karangasem CT III/22 YK. Jam buka: 05.00-19.00. Sayur nangka pada Gudeg Yu Djum menawarkan perpaduan manis dan gurih, enak banget di lidah. Sambal goreng kreceknya bikin panas mulut. Krecek diiris tipis lalu dimasak menjadi sambal kering berwarna kekuningan. Ditambah telur pindang dan areh, sluuuurppp gudeg ini tambah nikmat saja. Seporsi gudeg, krecek, dan telur pindang dipatok Rp mulai 10.000,- tergantung paket yang dipilih. Kalau ingin tambahan dada ayam, harganya jadi sekitar Rp 30.000 per porsi. Yang paling mahal adalah paket kendil berisi gudeg, sambal goreng krecek, dengan lauk pendamping 10 telur pindang dan seekor ayam. Gudeg dalam kendil ini awet buat oleh-oleh, tahan hingga tiga hari.
- Gudeg Permata Bu Pujo. Jalan Gajah Mada. Di sudut barat Bioskop Permata, kamu akan menemukan warung lesehan milik Bu Pujo yang spesial menghidangkan gudeg basah. Bedanya dengan gudeg kering, gudeg basah biasa dihidangkan dengan kuah santan yang nyemek dan manisnya juga moderat. Tidak semanis gudeg kering. Yang istimewa dari gudeg basah ini adalah areh dan sambal kreceknya yang bertabur rawit pedas, rasanya betul-betul menggigit. Kalau masih kurang pedas juga, jangan sungkan untuk minta tambahan rawit. Soal lauk pendamping gudeg, tinggal tunjuk saja. Tersedia lauk tambahan mulai dari bacem tahu dan tempe, telur pindang, kepala ayam, sayap, ceker, ati ampela, sampai gending (bagian paha atas).
- Gudeg Bu Hj Amad. Jalan Kaliurang Kilometer 5 Karangasem, Barek, CT III Nomor 5. Gudeg yang dihidangkan Bu Amad agak basah, tetapi tidak sebasah Gudeg Permata. Kreceknya tidak terlalu pedas dan ayamnya empuk, nyam-nyam. Harga gudeg yang memiliki slogan “Terkenal karena rasanya” tersebut bervariasi, tergantung paket. Kalau ingin membawanya untuk oleh-oleh, pengunjung bisa memilih kemasan dus, besek, atau kendil.
- Gudeg Yu Narni. Jalan Kaliurang Km 4,5 Karangasem CT III/19, Yogyakarta. Lokasi warung Yu Narni berdekatan dengan Gudeg Bu Amad dan Gudeg Yu Djum, dengan lahan parkir cukup lapang. Warung gudeg yang satu ini tidak kalah laris. Gudeg olahan Yu Narni mirip buatan Yu Djum, sama-sama kering dan tersaji di atas piring bambu dengan alas kertas coklat dan daun pisang. Rasa manis pada Gudeg Yu Narni cukup medok dan sayur nangka tersebut tersaji bersama areh kental.
- Gudeg Bu Tjitro. Jalan Janti 330. Gudeg Bu Tjitro yang berdiri sejak tahun 1925 terkenal di kalangan fans gudeg kering. Sepiring gudeg Bu Tjitro dihidangkan bersama buntil daun pepaya, sambal goreng krecek, dan tempe. Opor ayam dan telur bisa dipilih sebagai lauk pendamping, jangan lupa tambahkan sambal bajak. Gudeg sedap Bu Tjitro selain menyediakan kemasan kendil yang tahan menyimpan gudeg sampai dua hari, juga menyediakan kemasan kaleng yang bikin gudeg tahan disimpen sampai satu tahun. Ingin menikmati gudeg bersama rombongan besar, Gudeg Bu Tjitro bisa jadi pilihan sebab restorannya sanggup mengakomodasi hingga 300 pelanggan sekaligus.//**
0 Response to "Gudeg Yogya, Pilih yang Garing apa yang Nyemek"
Posting Komentar