Wisata Kampung Jamu Semarang
Kamis, 11 Oktober 2018
1 Comment
Kampung Jamu yang berada di Desa Sumbersari, Wonolopo Kecamatan Mijen
dan Desa Ngadirgo Kecamatan Mijen, Kota Semarang, ini adalah kampung tematik
yang digagas Walikota Semarang Hendrar Prihadi untuk mempercepat pemerataan
pembangunan dan kesejahteraan.
Sebagai Kampung Jamu, warga di dua kampung ini tidak hanya menjadi
penjual saja, tetapi juga sebagai produsen sejak dari hulu. Berbagai tanaman
bahan jamu ditanam di pekarangan warga.
Mulai temu lawak, kunyit, daun pepaya dan manjakani, cabe, lempuyang
dan beberapa bahan lagi, ditanam sendiri oleh warga.
Jamu-jamu itu mereka jajakan dengan cara digendong, dengan sepeda atau
sepeda motor. Omzet penjualan mereka per hari ada yang mencapai 50 kilogram.
Namun banyak pula yang memiliki omzet 10 kg perhari.
Setiap hari, ibu-ibu penjaja jamu ini bisa membawa 15-20 liter jamu
gendong. Bagi yang memakai sepeda motor bahkan bisa sampai 70 liter.
Mereka membawa aneka jamu seperti beras kencur, gula asem, cabe puyang,
daun pepaya, kunyit, manjakani, brotowali dan lainnya.
Ilmu meracik jamu di kampong ini umumnya didapat secara turun-temurun
atau melalui kerja “magang” di peracik yang sudah professional.
Selain ilmu meracik mereka juga belajar strategi berdagang jamu
gendong, seperti tentang kejujuran. Seperti tidak boleh mencampur dengan zat
kimia dalam jamunya. Jika itu dilakukan, manfaat jamu akan terasa dan konsumen
menjadi percaya.
Menurut penuturan warga kepada NUANSA, dalam kesehariannya warga
Kampung Jamu sudah sibuk sejak dini hari.
Di waktu tiga per empat malam, mereka sudah memulai rutinitasnya.
Karena meracik jamu gendong diperlukan ketelatenan khusus.
Bahan-bahan meracik jamu, seperti kunyit, kencur, jahe, cabe puyang,
kayu pepet, asam jawa, dan sambiroto diproses dengan telaten.
Perlakuan khusus juga kadang diberikan pada bahan itu, misalnya jenis
rimpang yang selalu harus diangin-anginkan. Beberapa yang lain, ada pula yang
harus disimpan dalam tempat kedap udara atau bahkan diproses ketika masih
segar.
Seluruh proses itu diawali dari merebus air. Karena seluruh proses itu
memerlukan banyak air panas. Sambil menunggu air mendidih, biasanya bahan yang
tersedia ditumbuk menggunakan lumpang. Mereka memang tidak menggunakan blender
agar cita rasa tidak berubah.
Bahan yang sudah ditumbuk, kemudian diperas untuk diambil sarinya. Proses
memeras ini ketika bahan sudah tak mengeluarkan cairan, dibantu dengan air
panas. Baru kemudian perasan itu direbus, dicampur dengan gula Jawa, atau bahan
lain menyesuaikan kebutuhan.
Ketika rebusan sudah jadi harus segera dimasukkan ke dalam botol kaca
yang sudah diberi garam. Bukan botol plastic! Karena menurut mereka, botol
plastic dapat merusak kualitas jamu dan menimbulkan penyakit akibat reaksi
kimia.
Walikota Hendrar Prihadi menyebutkan bahwa dengan branding sebagai
Kampung Jamu, diharapkan akan menghilangkan kompetisi atau persaingan tidak
sehat. Upaya itu sudah sukses.
“Selain produknya, jika nanti sudah jadi branding yang kuat, semua bisa
menjadi desa wisata. Semua akan menarik untuk dikunjungi. Ini pembangunan
berbasis kerakyataan. Pemerintah memfasilitasi passion yang ada di masyarakat,”
kata Hendi. /**
Sleep Now
BalasHapusSuara Hujan deras untuk Santai, Fokus atau Tidur nyenyak | Suara alam menenangkan Suara Jangkrik
Tidur nyenyak dengan ditemani Bintang Langit Malam dan suara burung serta suara Jangkrik
Dengarkan Suara Hujan 5 menit Jadi Rahasia Tidur Nyenyak | buat Relaksasi Bagi yang Insomnia